Mazdak: Nabi Sosial dari Persia yang Ditelan Waktu



Mazdak: Nabi Sosial dari Persia yang Ditelan Waktu

Sebelum Marx, sebelum Lenin, pernah ada Mazdak—reformis Persia kuno yang menyerukan kesetaraan sosial, ratusan tahun sebelum dunia mengenal istilah komunisme.


Gambar Ilustrasi Persia di abad ke-5 M.




Sosok Misterius dari Timur

Bayangkan Persia di abad ke-5 M. Sebuah kekaisaran megah bernama Sasania berdiri tegak, kaya akan budaya dan filsafat, tapi rapuh karena ketimpangan sosial yang dalam. Di tengah masyarakat yang dikuasai bangsawan dan pendeta kaya, muncul seorang pria bernama Mazdak, yang membawa pesan berani: "Semua manusia setara di mata Tuhan, maka kekayaan dan kekuasaan pun harus dibagi adil."

Mazdak bukan sekadar filsuf. Ia adalah revolusioner, teolog, dan mungkin—dalam pandangan pengikutnya—seorang nabi.


Ajaran Radikal dari Zoroastrianisme

Mazdak tidak datang dari ruang hampa. Ia membentuk ajarannya dari versi reformasi Zoroastrianisme, agama resmi Kekaisaran Persia. Tapi ia menantang pendeta-pendeta besar dengan mengatakan bahwa mereka telah menjual agama demi kekuasaan.

Beberapa ajaran Mazdak yang paling mencengangkan:

  • Menyerukan redistribusi kekayaan.

  • Menghapus kepemilikan tanah secara eksklusif.

  • Mendorong komunitas berbagi sumber daya, termasuk makanan dan bahkan barang pribadi.

  • Menentang kekerasan, dan mendorong hidup sederhana serta berbuat baik kepada sesama.

Bagi rakyat miskin, ini adalah harapan. Bagi elite kerajaan dan pendeta, ini adalah ancaman.


Dari Filosofi ke Revolusi

Yang mengejutkan, sang raja sendiri, Kavad I, mendukung Mazdak—setidaknya untuk sementara. Di tengah tekanan para bangsawan dan ulama yang ingin menggulingkannya, Kavad melihat Mazdak sebagai alat untuk menyeimbangkan kekuasaan. Ia mengizinkan ajaran Mazdak disebarkan secara luas. Reformasi sosial dimulai.

Selama beberapa tahun, ribuan rakyat jelata ikut gerakan Mazdakiah. Tanah dan kekayaan dibagi, bangsawan mulai kehilangan hak istimewa, dan tatanan sosial Persia terguncang.


Akhir yang Tragis

Tapi sejarah sering kali tak ramah pada para pembaharu radikal. Ketika kekuatan Mazdak makin besar, para elite bersatu. Kavad digulingkan sementara, lalu direhabilitasi. Tapi kepercayaannya pada Mazdak tak lagi utuh. Di balik layar, rencana pembantaian disusun.

Sekitar tahun 528 M, Mazdak dan ribuan pengikutnya dijebak dan dibantai secara sistematis—dalam sebuah pembantaian yang dicatat sepi oleh sejarah. Gerakan sosial pertama dalam sejarah dunia itu padam… atau mungkin hanya tidur panjang.


Jejak Mazdak yang Tertinggal

Meskipun Mazdak kalah secara politik, idenya tidak mati. Beberapa abad kemudian, gerakan-gerakan radikal Islam awal seperti Qarmatiyah dan Ismailiyah menggemakan ajarannya: kesetaraan, pembagian kekayaan, dan penolakan otoritas agama yang korup.

Bahkan beberapa sejarawan menyebut Mazdak sebagai "nenek moyang ideologi kiri" di Timur Tengah, jauh sebelum Karl Marx menulis Manifesto Komunis.


Mazdak Hari Ini: Pahlawan yang Terlupakan

Di Iran modern, nama Mazdak jarang disebut. Ia bukan pahlawan resmi. Tapi di antara para sejarawan dan pecinta keadilan sosial, Mazdak hidup sebagai simbol—bahwa jauh sebelum dunia mengenal demokrasi atau sosialisme, sudah ada suara dari Timur yang berseru:

"Kemanusiaan harus berdiri sejajar—bukan di bawah kaki yang kuat, tetapi di sisi satu sama lain."


Ingin tahu lebih banyak kisah seperti ini dari sejarah Iran dan dunia Timur yang tersembunyi? Jangan lupa subscribe dan bagikan artikel ini. Sejarah bukan hanya tentang masa lalu—tapi juga tentang bagaimana kita memandang masa depan.



Komentar